Kamis, 03 Juni 2010

dialog..

Pencuri 1 : "Uhhh cape sekali lari-lari."(ucap pencuri 1 sesaat sudah mencopet)

pencuri 2 : "iya betul, ayo kita buka dompetnya" (sambil mengambil dompet)

pencuri 1 : "Lihat KTPnya"

pencuri 2 : "alaaa maaaa , mirip sekali dengan kau "

Di dalam dompet tersebut terdapat uang lima ratus zaman dahulu
pencuri 1 : "hahahaha.. lihat ini yang ini mirip dengan kau"(ucap pencuri 1 sambil mengejek)

pencuri 2 : "sialan kau "

pencuri 1 : "sudah kita bagi-bagi uangnya"

pencuri 2 : "biar aku saja yang membagi uangnya"

pencuri 1 : "okk...tapi bagian aku harus lebih banyak karena aku yang mencuri"

pencuri 2 : " iya.."
1 untuk ku
2 untuk kau
1 untuk ku
2 untuk kau"

Rabu, 02 Juni 2010













RESENSI ASA MALAIKAT MUNGILKU
Judul : ASA MALAIKAT MUNGILKU
Penulis : Astuti J. Syahban
Penerbit : Hikmah
Hal : 401
Peresensi : Rani Mailawati

Resensi
Perjuangan bocah Solo melawan 'serigala' Lupus
Oleh : Rani Mailawati
Kelas : X TKJ 3
Blog : tkjrani.blogspot.com
Perjuangan bocah Solo melawan ‘serigala’Lupus

Judul buku:Asa Malaikat Mungilku
Penulis :Astuti J Syahban
Penerbit :Hikmah, Jakarta
Edisi : I, Februari 2009
Tebal : 401 Halaman

Inilah buku yang bertutur tentang kisah nyata, perjalanan hidup sebuah keluarga yang penuh duka, lara dan nestapa tatkala salah satu anggota keluarga mereka didera derita. Namun di balik penderitaan yang mengharu biru itu, cerita tentang anak yang terserang Lupus ini terpancar semangat romantisme, kegigihan, kekokohan, kekompakan, istikomah dalam religiositas yang sangat kental.
Kisah sejati yang ditulis Astuti J Syahban ini bercerita tentang perjalanan panjang Asa Putri Utami, bocah perempuan berumur 10 tahun dalam berjuang melawan penyakit Lupus yang dideritanya hingga ajal menjemput. Astuti yang tak lain adalah Ibunda bocah itu, begitu detil menceritakan perjalanan Asa yang baru duduk di bangku kelas IV SD Al Islam Jamsaren 2 Solo ketika serangan ”serigala” Lupus itu memangsanya.

Lupus, barangkali banyak orang yang belum mendengar jenis penyakit ini. Dalam bahasa formal medis, Lupus disebut Systemic Lupus Erythematosus (SLE). Ini memang jenis penyakit langka. Dari berbagai referensi yang ada, disebutkan bahwa penyakit Lupus sebenarnya telah dikenal seabad lalu. Waktu itu diduga akibat gigitan anjing hutan, serigala atau dalam bahasa Latin disebut Lupus.

Gejala yang muncul pada penderita lupus, bermacam-macam, tergantung sistem tubuh yang terkena. Namun, umumnya adalah demam, rasa lelah berkepanjangan, rambut rontok, pegal-pegal otot. Penyakit lupus adalah penyakit inflamasi kronik yang diperantarai oleh sistem imun, dimana seharusnya sistem ini melindungi tubuh dari berbagai penyakit justru sebaliknya menyerang tubuh itu sendiri.
Penyakit Lupus terjadi akibat produksi antibodi berlebihan. Antibodi tersebut bukannya menyerang virus, kuman atau bakteri yang masuk ke dalam tubuh, justru menyerang sistem kekebalan sel dan jaringan tubuh sendiri. Serangan ganas itulah yang membuat jantung, ginjal, hati, daun paru-paru, saluran kencing, otak, saraf, darah, rongga pernapasan dan hampir seluruh organ Asa cidera.

Namun demikian, buku ini sesungguhnya bukan ingin membahas soal penyakit Lupus itu sendiri. Buku ini justru menyampaikan pesan secara lebih luas yaitu tentang nilai-nilai kemanusiaan. Bagaimana seharusnya sebuah keluarga harus berjuang dan istiqomah menjalani takdir dari Yang Maha Kuasa. Soal ketabahan seorang ibu, kegigihan seorang ayah yang sedang dalam keterpurukan harus berjuang menyelamatkan buah hatinya yang sedang terancam serta totalitas diri yang dibungkus keikhlasan, kepasrahan dan kesabaran seorang bocah yang didera penyakit.

Astuti begitu piawai menceritakan perjalanan hidup Asa sejak dia lahir, berkembang menjadi anak yang cerdas, aktif, ceria hingga akhirnya menghembuskan nafas terakhirnya secara dramatis. Napas Asa tersengal-sengal. Kami berlima menahan air mata. Aku, Dokter Putri, seorang ko-as dan dua orang perawat mengelilingi tempat tidurnya. Kasihan kamu Asa. ”Allah! Allah! Allah! Muhammad Rasul Allah... Allah…! Mama, kakiku kejang. Ya Allah! Allah….” tepat pukul 19.05, setelah azan Isya berkumandang, Asa kehilangan kesadaran. Lalu, jantungnya berhenti… (Hal 385).

Begitu banyak kalimat-kalimat menyentak terkadang melankolis dan megharukan dirangkai Astuti. Termasuk tatkala Ibu tiga bocah ini mendeskripsikan tentang bagaimana kesuksesan sang suami yang seorang jurnalis itu hingga bangkrut setelah terjun ke dalam bisnis furnitur dan akhirnya merasa puas setelah menjadi seorang penjaga musala kecil di teras rumahnya. ”Namun apa pun sebutan Papa, dukun atau paranormal, bagi kami tidak berpengaruh pada pemasukan keuangan. Papa lebih sering menolak bila ada tamu yang memberinya amplop…” (Hal 26)

Buku momar ini menarik sekaligus pantas dibaca oleh para ibu rumah tangga khususnya dan seluruh masyarakat secara umum karena begitu banyak pelajaran yang bisa dipetik dari perjuangan hidup Asa.




Peresensi



Rani Mailawati












Sinopsis
KETIKA serigala itu mulai merayapi tubuh anak keduaku, Asa Putri Utami, hati dan pikiranku sebagai ibu pun tersayat-sayat nyeri. Usaha meminta pertolongan dari para ahli untuk mematikan atau paling tidak melumpuhkan serigala itu tak pernah henti dilakukan. Lantunan kalimat suci dari Yang Maha Suci juga tidak pernah jeda meluncur dari lisan dan hati seisi rumah.

Namun, serangan itu tak dapat dihentikan. Jantung, ginjal, hati, daun paru-paru, saluran kencing, otak, saraf, darah, rongga pernapasan, tulang, dan otot-otot, semua dimangsanya. Namun eloknya, Asa tetap bertahan. Dia punya kiat dan sikap sendiri untuk menghadapinya dengan totalitas diri yang dibungkus keikhlasan, kepasrahan, dan kesabaran.

“Serigala” itu adalah kelainan yang mendekam di dalam tubuh Asa sendiri. Dunia medis membahasakannya dengan sebutan Lupus. Nama formalnya Systemic Lupus Erythematosus (SLE), penyakit langka yang hingga kini masih menjadi “misi mustahil” untuk disembuhkan.

Melalui kisah nyata yang dinarasikan bak novel ini terpancar jejak-jejak hikmah yang dapat kita petik dari seorang bocah dalam mengimani takdir-Nya. Penulisnya, tak lain, ibu kandung si malaikat mungil.